Dalam pembangunan perekonomian dikenal dua konsep pembangunan ekonomi. Konsep pertama adalah pembangunan ekonomieksploratif. Dalam paradigma konsep ini sumber daya alam (SDA) digunakan tanpa memperhatikan keseimbangan alam.
Konseppembangunanekonomi yang kedua dikenal dengan nama pembangunan ekonomi hijau (green economy). United Nations Environment Programme (UNEP) mendefinisikannya sebagai sebuah konsep pembangunan ekonomi sederhana yang rendah karbon, hemat sumber daya alam, dan menawarkan keuntungan yang lebih besar. Ini tentu sangat menarik untuk direalisasikan di Indonesia. Dalam konteks ini Indonesia harus menjadi inisiator dalam pembangunan ekonomi hijau.
Selain tak ramah lingkungan, ekonomi eksploratif juga telah menyebabkan krisis ekonomi. Jika itu tidak segera ditanggulangi, Indonesia berpotensi mengalami krisis ekonomi nasional yang luar biasa sebab SDA habis dieksplorasi. Selanjutnya masalah bergeser pada kesadaran masyarakat tentang keseimbangan ekosistem. Kerap pemerintah diam terhadap eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran.
Ini dapat menyebabkan kerukan lingkungan yang akan berdampak pada musnahnya bioresources (kekayaan jenis flora, hewan, dan mikroorganisme lainnya). Selain itu, kurangnya kesadaran emosional para pengusaha juga menjadi masalah. Sikap tamak mereka seringkali mendorong dirinya mengeruk keuntungan sebesar-besarnya tanpa menghiraukan dampak lingkungan.
Untuk mewujudkan konsep ekonomi hijau, diperlukan sebuah pendataan tentang kekayaan hayati Indonesia. Pendidikan yang berorientasi lingkungan dan tindakan penyadaran masyarakat akan nilai penting ekosistem juga perlu dilakukan. Selain itu juga harus ada pemerataan distribusi kesejahteraan serta penyediaan ruang yang cukup untuk habitat hewan dan tumbuhan.
Mari kita tingkatkan kesadaran pentingnya pembangunan ekonomi hijau. Perhatian kita juga harus tertuju pada perbaikan pendidikan lingkungan hidup dan perbaikan sumber daya, baik manusia, tumbuhan, maupun hewan. Semoga dengan perhatian kita semua, konsep pembangunan ekonomi hijau dapat diterapkan di negeri ini. Ini demi perekonomian Indonesia yang kuat. ●
M ARIF ROHMAN HAKIM
Mahasiswa Jurusan Dakwah dan
Komunikasi
0 Comments